2,99 €
2,99 €
inkl. MwSt.
Sofort per Download lieferbar
payback
0 °P sammeln
2,99 €
2,99 €
inkl. MwSt.
Sofort per Download lieferbar

Alle Infos zum eBook verschenken
payback
0 °P sammeln
Als Download kaufen
2,99 €
inkl. MwSt.
Sofort per Download lieferbar
payback
0 °P sammeln
Jetzt verschenken
2,99 €
inkl. MwSt.
Sofort per Download lieferbar

Alle Infos zum eBook verschenken
payback
0 °P sammeln
  • Format: ePub

Dalam "Shanghai 3", Francisco Angulo de Lafuente membenamkan kita dalam masa depan distopia yang menantang persepsi kita tentang realitas dan mengeksplorasi konsekuensi dari dunia yang didominasi oleh korporasi dan teknologi canggih. Berlatar tahun 2076, novel cyberpunk ini membawa kita ke koloni pertambangan di Europa, salah satu bulan Jupiter, di mana garis antara manusia dan buatan menjadi kabur dalam permainan cermin dan manipulasi.
Sang protagonis, seorang mekanik pesawat luar angkasa yang berperan dalam gambaran mental Harrison Marcus Carter paruh baya, menjadi pemandu kita melewati
…mehr

  • Geräte: eReader
  • mit Kopierschutz
  • eBook Hilfe
  • Größe: 1.65MB
  • FamilySharing(5)
Produktbeschreibung
Dalam "Shanghai 3", Francisco Angulo de Lafuente membenamkan kita dalam masa depan distopia yang menantang persepsi kita tentang realitas dan mengeksplorasi konsekuensi dari dunia yang didominasi oleh korporasi dan teknologi canggih. Berlatar tahun 2076, novel cyberpunk ini membawa kita ke koloni pertambangan di Europa, salah satu bulan Jupiter, di mana garis antara manusia dan buatan menjadi kabur dalam permainan cermin dan manipulasi.

Sang protagonis, seorang mekanik pesawat luar angkasa yang berperan dalam gambaran mental Harrison Marcus Carter paruh baya, menjadi pemandu kita melewati dunia yang kompleks dan berlapis ini. Perjuangannya untuk memahami identitas dan realitas dirinya mencerminkan pertanyaan mendasar yang diangkat dalam novel tentang hakikat kesadaran dan keaslian pengalaman kita.

Angulo de Lafuente dengan terampil menyusun plot yang menggabungkan unsur thriller, fiksi ilmiah keras, dan kritik sosial. Pengenalan Olivia Dunne sebagai karakter yang penuh teka-teki menambahkan lapisan intrik dan romansa ke dalam narasinya, sementara pengungkapan tentang sifat sebenarnya dari koloni dan penduduknya membuat pembaca terus-menerus menantikannya.

Apa yang membuat "Shanghai 3" menonjol dalam genre cyberpunk adalah eksplorasi tema-tema yang bernuansa seperti eksploitasi tenaga kerja, manipulasi memori, dan perlawanan terhadap sistem yang menindas. Penulis tidak puas hanya menyajikan masa depan distopia, namun mengajak kita untuk merefleksikan kompleksitas etika dan filosofi dunia di mana realitas dapat diprogram dan identitas menjadi konsep yang cair.

Prosa Angulo de Lafuente lincah dan menggugah, dengan jelas melukiskan pemandangan asing di Eropa dan suasana sesak di Shanghai 3. Kemampuannya untuk menyeimbangkan aksi cepat dengan momen introspeksi mendalam membuat narasinya tetap dalam kecepatan yang menawan.

"Shanghai 3" bukan hanya sebuah novel fiksi ilmiah; adalah meditasi tentang kondisi manusia di era kemajuan teknologi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang tidak nyaman mengenai dampak kemajuan dan hakikat kebebasan di dunia yang semakin dikendalikan oleh entitas korporasi dan kecerdasan buatan.

Bagi penggemar cyberpunk dan fiksi ilmiah pada umumnya, "Shanghai 3" menawarkan pengalaman membaca yang kaya dan memuaskan. Bagi mereka yang baru mengenal genre ini, ini berfungsi sebagai pengantar menarik tentang tema dan estetika yang mendefinisikan gerakan sastra ini.

Singkatnya, "Shanghai 3" adalah tambahan yang layak untuk kanon cyberpunk, sebuah novel yang tidak hanya menghibur tetapi juga menantang dan menginspirasi. Dengan karya ini, Francisco Angulo de Lafuente mengukuhkan dirinya sebagai suara yang menjanjikan dalam panorama fiksi ilmiah kontemporer.


Dieser Download kann aus rechtlichen Gründen nur mit Rechnungsadresse in A, B, CY, CZ, D, DK, EW, E, FIN, F, GR, H, IRL, I, LT, L, LR, M, NL, PL, P, R, S, SLO, SK ausgeliefert werden.

Autorenporträt
Francisco Angulo de Lafuente is a Spanish author, programmer, and biotechnology researcher who has carved out a unique niche at the intersection of science and speculative fiction. Born in Madrid in 1976, Angulo combines his technical expertise with a gift for storytelling that has produced an impressive catalog of 39 published works.

With degrees in Computer Engineering and Biotechnology from the Polytechnic University of Madrid, Angulo first gained recognition in the scientific community as the research director of the groundbreaking Ecofa project. His development of second-generation biofuel from bacteria fed with organic waste earned him a patent in 2005 and established him as an innovator in sustainable energy solutions. This revolutionary process, which uses microorganisms to produce biofuel from abundant organic waste materials, demonstrated his ability to think beyond conventional boundariesa skill that would later define his literary career.

Angulo's transition from laboratory to literature has resulted in a prolific output of science fiction novels that blend technical precision with imaginative storytelling. His works, often compared to Jules Verne for their prophetic integration of emerging technologies, explore themes ranging from artificial intelligence and environmental sustainability to post-apocalyptic survival and cyberpunk futures.

Recent acclaimed titles include ApocalipsIA: The Day After AGI (2024), a haunting exploration of artificial general intelligence set in a devastated Madrid; Star Wind: The Pyramid of Destiny (2024), an interplanetary adventure on the alien world of Zephyria; and Shanghai 3 (2024), a cyberpunk thriller set in a mining colony on Europa. His work has garnered international attention, with translations available in multiple languages including Catalan, Danish, and Romanian.

In 2024, Angulo's innovative spirit extended to the tech world when his Enhanced Unified Holographic Neural Network (EUHNN) project, combining ray tracing and CUDA for AI applications, was initially recognized as the winning entry in the NVIDIA and LlamaIndex developer contest, further demonstrating his ability to bridge the gap between theoretical science and practical application.